Friday, August 13, 2010

Do You Want to be Like They want You to be?

Hari ini gw mulai kuliah. Mata kuliah pertama itu PSIKOLOGI WANITA. Seru ya judulnya? Dosennya adalah ibu Nani-Nu beserta 3 dosen lainnya yang bakal ngajar bergantian. Dari ke-4 dosen ini, memang Ibu Naninu yang paling "expert" soal wanita.

Okay, ice breakernya cukup simple, dya nanya:
"Kenapa kalian ambil Psikologi Wanita?"

dan
ENG ING ENG, gw donk yg pertama disuruh jawab. Terbata-bata, gw pun menjawab "soalnya mata kuliah ini sepertinya menarik dan saya memang mau ambil skripsi soal ini" padahal dalam hati,"Basically because I'm a lesbian who still dont know what women want in LIFE"

Setelah itu, dya membahas soal teori2 yang menyangkut perempuan gt. Dari Freud ampe Jung dibahas. Freud pernah bilang, "Apa yang diinginkan wanita? Itu sebuah misteri" dan gw dalem hati teriak,"BENER OM!" huhuhu, gw sebagai "i'm not a girl, not yet a woman" pun masih mikir, "what do i want in life? So much to ask, not much to do anything significant to achieve it"


Lalu bu Naninu berinisiatif dengan bilang "Ambil kertas yuk. Buat lingkaran kecil, didalamnya ada simbol perempuan" [jangan sedih, di kelas gw ada COWOK 1, gw cukup salut dya mau ikut mata kuliah ini]

Instruksi selanjutnya : Tulis karakteristik, cita2 dan ambisi kamu Lalu buat lingkaran lagi yang lebih besar dari lingkarang simbol perempuan, tulis bagian dari masyarakat yang paling mempengaruhi kamu.

Gitu terus sampe ada 6 lapis. Di lingkaran gw ada "friends", "family", "keluarga besar", "gay-friends", "masyarakat" dan "media".

Dari yang gw tulis itu, gw disuruh tulis tuntutan mereka terhadap gw. [tenang, being a hetero gw kasih ke urutan paling juara deh]
As u can see, BANYAK sekali yang bertentangan dengan karakteristik,ambisi dan cita2 yang telah gw tulis. Gw sebagai individu ingin mengembangkan diri sebaik2nya, disisi lain, mereka menekan dengan berbagai macam tuntutan yang bikin gw dalam kondisi TERJEPIT. Terjepit as in "gw mau menjadi diri gw sendiri, tp dengan begitu, gw gak akan diterima oleh sebagian masyarakat" yah, hal-hal seperti itu. It got me thinking, "how can I cope with it?"

Selagi gw melanglang buana dengan pikiran gw, dia mulai masuk ke buku2 referensi gitu. Ada 4 salah satunya itu "motherhood" dan dia bilang

"Menjadi IBU adalah peristiwa biologis, sedangkan penghayatan menjadi IBU adalah sublimasi psikologis"


BINGUNG GAK?

Gw memberikan tampang, "hah?"


Dosen gw bilang, sublimasi psikologis itu seperti layaknya Ibu memproyeksikan kebutuhan dan norma-norma yang ia punya kepada anaknya, terutama anak perempuan.
Contoh gampangnya, si Ibu dulu gak bisa beli fancy clothes dan heels for kids, makanya ia ngedandanin anaknya dengan baju-baju yang ia suka dan makein heels untuk anaknya biar keliatan "HITS" [padahal anak make heels itu gak appropiate]

Pas gw ngedenger itu, gw langsung mengasosiasikan hubungan gw sama nyokap. Bener juga ya..banyak hal yang ia wariskan ke gw walaupun gak ekstrem ortu jaman skarang [yang masih pake baju kayak anak ABEGE] I remember she used to say "Fey dont do this.. Dont do that"
oh iya, ini gambar oknum M [for Mama]

Maaf agak lompat sedikit, dosen gw memberi contoh "siklus KDRT" jadi kalau mamanya di-abuse sama papanya, si anak cewe cenderung mencari pasangan yang ujung2nya bakal ngegebukin dya juga. Hmm terdengar aneh? tp banyak kasus yang seperti ini. Hal ini nunjukin bahwa siklus sperti ini tidak lepas dari bayangan ibunya yang dulu juga diperlakukan sama seperti itu.

CONFUSED? good, now u're thinking.


Do u want to be just like ur mother? [dengan bonding/attachment yang kuat antara ibu dan anak]

Do u want to be just like everyone tell u so? or do u want to be just like yourself?


For me, i know I dont want to have a cold relationship with my partner [if i have one]
I know I dont want to have cheating partner and cry in the middle of the night, wishing some miracles that
only happened once in 10 years.
I know I dont want to end up, being someone who obeys any rule that is given without knowing the term "happiness"

im so sorry, i dont want to feel pathetic for myself. Its hard enuf to deal with my "negative thoughts" and i dont want to be like my mother. She's great and everything and i believe i can do better than her [kepikiran untuk gak punya anak]hmm.. then again, gak semua yang dikatakan orang lain benar itu BENAR adanya.


"val, jangan jadi homo"

"val, jangan behave kayak begitu di rumah duka"
"val, jangan ngondek"


Its ur life and u're the captain of your boat..kalo ada awak kapal yang macem2, turunin di dermaga terdekat dan cuss ke pulau pelangi..hihihi..