Monday, March 5, 2018

ThrowBack - Korea Trip and Si Gendut

Gendats yang semakin GENDATS karena winter coat

First post of the year. Setelah makin jarang menulis, hari ini gw memutuskan untuk menuliskan lagi. Gw mau angkat topik si Gendut karena gw lagi nyari-nyari foto perjalanan Korea yang "LAYAK PUBLISH" di Facebook. 

Dalam pencarian foto pun, gw banyak terhenti di foto-foto yang membuat gw kangen sama si gendut. We looked so happy. We even looked like we were falling madly in love. Little did they know, Korea Trip was our last trip together as partners and lovers. I decided to end it in Januari 2017, a few week after the trip ended. 

Abis gembokin ini, eh putus~ #LIFE

Banyak orang yang menyayangkan keputusan gw untuk mengakhiri hubungan itu. Saat itu terjadi, gw cukup cold blooded sih dalam menyikapi pasangan gw dan keengganan dia untuk mengakhiri. Kalau ditelaah kembali, gw merasa bahwa di akhir 2016, gw sudah cukup jengah menghadapinya. I thought my life was better than my partner's. I thought I was heading to the right direction. Well, I still think I'm heading to the right direction. 

Tapi yang membuat gw cukup muak adalah proses sampai akhirnya perjalanan Korea selesai. Kami berkenalanan, kami saling mengetahui sisi yang orang lain tidak ketahui tentang kami, kami saling mengungkapkan perasaan, kami mencoba jujur dengan diri sendiri maupun satu sama lain, kami saling mendukung, kami menyayangi satu sama lain, dan tiba-tiba proses itu berhenti lalu perlahan-lahan gw mulai menarik diri dari relasi gw. 

Gw mencoba berpikiran praktis dan mungkin juga instan layaknya milenials pada umumnya. Banyak keluh kesah yang dia ceritakan ke gw akhirnya bikin dia merasa bahwa gw gak mengerti dirinya. Gw pun mulai menyibukkan diri dengan hal-hal yang gw anggap lebih penting daripadanya. 

Gw mulai mengabaikan dia secara fisik maupun psikis. Salah satu kerabat gw pernah memberikan wejangan bahwa ketika lo berelasi dengan orang lain, keep holding on dan perjuangkan orang itu. Wejangan itu cuma gw pegang selama 3 tahun. Jahatnya gw adalah gw mulai merasa nombok secara emosional ketika gw "keep holding on". 

Di saat itu gw sadar bahwa dia pun sedang berproses dengan kerjaannya dan situasi finansialnya. Gw sadar bahwa kadang kecuekan gw bisa disalah artikan. Gw memberikan saran ala kadarnya tapi benar-benar berempati ternyata menimbulkan pertengkaran. Jika ada waktu, gw akan dengan senang hati melayani pertengkaran tersebut walaupun kadang biasanya gw diamkan selama beberapa puluh jam. Kadang di masa-masa pertengkaran itu terjadi, gw pun merasa lebih produktif. 

Apakah gw menganggap dia beban? Secara finansial, relasi kami cukup seimbang dimana pembagian sudah jelas diawal. Secara emosional, mungkin benar adanya bahwa kadang gw jengah dengan sikapnya. Secara fisik, gw akan selalu menginginkan hal yang lebih baik baik untuk dirinya, dan untuk kami. 

Dari semua kegalauan yang gw rasakan (tentunya dengan kadar yang cukup rendah), gw memutuskan untuk meninggalkan dia dengan segala persoalannya, dengan segala hal dalam dirinya yang bersifat medioker, dengan segala hal yang memuaskan baginya tapi tidak bagi gw, dan tentunya gw memutuskan untuk meninggalkan dia karena gw ingin melakukan sesuatu yang lebih berdampak untuk diri gw. Gw akui, gw cukup egois tapi kalau bukan diri kita yang menyenangkan kita, siapa lagi? Ini justifikasi gw terhadap perlakuan buruk gw terhadap si gendut. Gw tahu dari sisi gw pun pasti ada salah, ada kekurangan, dan ada banyak hal yang membuat dia kecewa.

Hmm, setelah setahun berlalu, gw masih belum bertemu dengan si gendut. Gw berharap bisa bertemu dengannya (dan mungkin juga dengan pacar barunya). Walaupun undangan gw belum begitu diperhatikan sama dia. Coba kita lihat beberapa bulan lagi, siapa tahu keadaannya jadi lebih baik. Gw agak risih kalau mantan akhirnya menjadi musuh. Okay, I lost my train of thoughts. 

Intinya, gw kangen dan berharap bisa ketemu terlepas dari pengalaman buruk yang telah terjadi dari 2014. Tapi kalau dia masih merasa ketemuan sama gw tidak ada faedahnya, gw tidak akan memaksa. Gw berharap bisa meminta maaf secara langsung karena telah menyakiti dia secara emosional dan verbal (si gendut). 


Maafin yaaaa~